Lada adalah sebuah tanaman yang banyak mengandung kimia, seperti miyak lada, miyak lemak juga pati. Lada bersifat sedikit pedas,pahit,hangat dan antipiretik. Lada yang sering di sebut juga merica ini sudah di temukan dan dikenal sejak puluhan abad yang lalu. Pada kebanyakan orang-orang mengenal lada putih dan lada hitam, yang mana lada tersebut selalu di mamfaatkan untuk bumbu dapur. Tanaman yang juga punya nama sahang itu merupakan sala satu komoditas unggulan yang berbasis dunia.
Indonesia adalah salah satu negara penghasil lada dunia.Hampir seluruh wilayah Indonesia terdapat perkebunan lada. Lada juga merupakan sala satu rempah yang menjadi andalan ekspor. Indonesia. Dari beberapa daerah penghasil lada di indonesia, ada dua daerah penghasil lada utama yakni Bangka dan Lampung. Lada yang di hasilkan dari kedua daerah tersebut, sudah menjadi standar lada dalam perdagangan global.
Sekarang tanaman lada sudah merambah di desa Kota baru Kecamatan Tapung Hilir Kabupaten Kampar Riau.
"Saya menanam lada dari tahun 1998 " kata Bapak Supono saat di temui KamparNews
Menurut Bapak supono lada di tanam dibawah pohon kelapa sawit dan tumbuh subur. Dikarenakan lada butuh tiang panjat, maka lada tersebut di jalarkan di batang pohon sawit. Untuk pertumbuhanya cukup lumayan bagus. Namun beliau heran sudah 10 tahun umur lada yang di tanam tidak menghasilkan buah. Bapak yang pernah menjadi petani lada di lampung itu merasa kecewa, sehingga beliau beranggapan bahwa lada bisa tumbuh subur di desa kota baru namun tidak mau berbuah. Sehingga lada yang sudah tumbuh subur di kebun kelapa sawit miliknya tidak pernah di rawat, di biarkan begitu saja.
Ditahun ke sebelas ternyata pohon lada yang sengaja tidak di rawat itu mulai berbuah. Tetapi Bapak tersebut tidak begitu respon dengan berbuahnya si merica itu. Menurut Pak Supono "kalau lada di tanam sebelas tahun baru berbuah untuk apa ditanam." ceritanya kepada KamparNews.
"Tapi hasilnya lumayan bagus kok pak, satu batang bisa menghasilkan 3 kg"tuturnya lagi.
Dari lada yang di tanamnya bertahun-tahun itu dan sudah mau berproduksi, Pak Supono mulai punya inisiatif mensteknya. Untuk menstek batang lada, menurut pak Pono tidaklah sulit dikarenakan beliau sudah punya penggalaman saat di Lampung. Setelah 4 bln stek yang di buatnya sudah layak tanam, kemudian bibit lada yang punya pertumbuhan bagus itu mulai di tanam di lahan dekat pemukimannya.
Perjalanan panjang yang di lalui bapak yang pernah prustasi akibat pohon ladanya umur 11 tahun baru berbuah itu kini berdampak positif. Sama sekali tidak di sangkanya bibit pohon lada yang di tanam hasil dari steknya sendiri 8 bulan sudah mulai berbuah. Ini sangat mengagumkan baginya. Bahkan menurutnya buahnya sangat lebat. Yang lebih mengherankannya lagi Lada baru berumur 2 tahun sudah bisa menghasilkan produksi 5 kg/tahun per tanaman. Disamping itu sistem berbuahnya tidak mengalami trek atau terus berbuah sepanjang bulannya. Sehingga hasil panen tidak mengenal waktu, di samping panen raya 2 kali dalam satu tahunya.
Sementara harga jualnya sangat menjanjikan hingga pernah mengalami Rp.230.000/kg dan harga jual terakhir Rp 180.000/kg saat di temui KamparNews.
Dari hasil pengalamanya menanam lada Bapak yang pertama kali mencoba menanam bibit dari lampung itu, secara otodidaknya sudah bisa mengambil kesimpulan bahwa penanaman lada di daerahnya agar produksinya cepat dan hasilnya bisa maksimal harus menggunakan bibit dari daerah tersebut. Dengan alasan bibit lada yang di hasilkan dari daerah setempat, sudah bisa menyesuaikan iklimnya . Sementara jika di tanam bibit dari luar daerah membutuhkan penyesuaian iklim, sehingga kurang produktif.
Harapan Pak Supono kedepan adalah menjadikan lada sebagai komoditi unggulan khusus di desanya dan kecamatan tapung hilir pada umumnya. Karena beliau beranggapan tanamannya mudah tumbuh, prospek kedepanya berpotensi yang menjanjikan, bahkan akan jauh meninggalkan komoditi unggulan selama ini di desanya yakni kelapa sawit." Tutur bapak yang punya semangat tinggi itu.
Indonesia adalah salah satu negara penghasil lada dunia.Hampir seluruh wilayah Indonesia terdapat perkebunan lada. Lada juga merupakan sala satu rempah yang menjadi andalan ekspor. Indonesia. Dari beberapa daerah penghasil lada di indonesia, ada dua daerah penghasil lada utama yakni Bangka dan Lampung. Lada yang di hasilkan dari kedua daerah tersebut, sudah menjadi standar lada dalam perdagangan global.
Sekarang tanaman lada sudah merambah di desa Kota baru Kecamatan Tapung Hilir Kabupaten Kampar Riau.
"Saya menanam lada dari tahun 1998 " kata Bapak Supono saat di temui KamparNews
Menurut Bapak supono lada di tanam dibawah pohon kelapa sawit dan tumbuh subur. Dikarenakan lada butuh tiang panjat, maka lada tersebut di jalarkan di batang pohon sawit. Untuk pertumbuhanya cukup lumayan bagus. Namun beliau heran sudah 10 tahun umur lada yang di tanam tidak menghasilkan buah. Bapak yang pernah menjadi petani lada di lampung itu merasa kecewa, sehingga beliau beranggapan bahwa lada bisa tumbuh subur di desa kota baru namun tidak mau berbuah. Sehingga lada yang sudah tumbuh subur di kebun kelapa sawit miliknya tidak pernah di rawat, di biarkan begitu saja.
Ditahun ke sebelas ternyata pohon lada yang sengaja tidak di rawat itu mulai berbuah. Tetapi Bapak tersebut tidak begitu respon dengan berbuahnya si merica itu. Menurut Pak Supono "kalau lada di tanam sebelas tahun baru berbuah untuk apa ditanam." ceritanya kepada KamparNews.
"Tapi hasilnya lumayan bagus kok pak, satu batang bisa menghasilkan 3 kg"tuturnya lagi.
Dari lada yang di tanamnya bertahun-tahun itu dan sudah mau berproduksi, Pak Supono mulai punya inisiatif mensteknya. Untuk menstek batang lada, menurut pak Pono tidaklah sulit dikarenakan beliau sudah punya penggalaman saat di Lampung. Setelah 4 bln stek yang di buatnya sudah layak tanam, kemudian bibit lada yang punya pertumbuhan bagus itu mulai di tanam di lahan dekat pemukimannya.
Perjalanan panjang yang di lalui bapak yang pernah prustasi akibat pohon ladanya umur 11 tahun baru berbuah itu kini berdampak positif. Sama sekali tidak di sangkanya bibit pohon lada yang di tanam hasil dari steknya sendiri 8 bulan sudah mulai berbuah. Ini sangat mengagumkan baginya. Bahkan menurutnya buahnya sangat lebat. Yang lebih mengherankannya lagi Lada baru berumur 2 tahun sudah bisa menghasilkan produksi 5 kg/tahun per tanaman. Disamping itu sistem berbuahnya tidak mengalami trek atau terus berbuah sepanjang bulannya. Sehingga hasil panen tidak mengenal waktu, di samping panen raya 2 kali dalam satu tahunya.
Sementara harga jualnya sangat menjanjikan hingga pernah mengalami Rp.230.000/kg dan harga jual terakhir Rp 180.000/kg saat di temui KamparNews.
Dari hasil pengalamanya menanam lada Bapak yang pertama kali mencoba menanam bibit dari lampung itu, secara otodidaknya sudah bisa mengambil kesimpulan bahwa penanaman lada di daerahnya agar produksinya cepat dan hasilnya bisa maksimal harus menggunakan bibit dari daerah tersebut. Dengan alasan bibit lada yang di hasilkan dari daerah setempat, sudah bisa menyesuaikan iklimnya . Sementara jika di tanam bibit dari luar daerah membutuhkan penyesuaian iklim, sehingga kurang produktif.
Harapan Pak Supono kedepan adalah menjadikan lada sebagai komoditi unggulan khusus di desanya dan kecamatan tapung hilir pada umumnya. Karena beliau beranggapan tanamannya mudah tumbuh, prospek kedepanya berpotensi yang menjanjikan, bahkan akan jauh meninggalkan komoditi unggulan selama ini di desanya yakni kelapa sawit." Tutur bapak yang punya semangat tinggi itu.
Lada /merica sikecil hebat berbobot Dolar sudah merambah di Desa Kota Baru kecamatan Tapung Hilir
Reviewed by sukandar se.1
on
18.50
Rating:
Tidak ada komentar: