Taubatan Nasuha






Shalatku Tidak Sempurna

Seperti layaknya bayi yang baru lahir, untuk menjadi tumbuh dan berkembang butuh seorang ibu yang membina dan membimbingnya, Memberi pengajaran dari mulai minum, mandi, makan dan hal- hal lain yang berhubungan dalam perkembangan dan kebiasaan keseharian, hingga pada akhirnya seorang bayi bisa tengkurap,duduk dan berjalan.

Didalam kebingungan aku mulai belajar seperti layaknya seorang bayi, karena sesungguhnya aku memang tidak memahami tentang Islam yang sebenarnya. Belajar ketika dewasa dengan belajar ketika masih anak-anak sangatlah jauh berbeda. Ketika masih anak-anak tentu mau belajar apun tidak ada rasa canggung dan rasa malu. Jatuh pada saat saya sudah dewasa bahkan bisa dikatakan sudah separuh baya ada rasa malu kepada orang dan diri sendiri. Didalam rasa malu dan kebingungan aku mencoba membaca-baca buku yang berhubungan dengan keagamaan Islam. Walau sebenarnya aku sudah beragama Islam keturunan dari orang tuaku.  Yang menjadi penyesalan dalam hidupku, kenapa ketika aku masih anak-anak tidak mau belajar ngaji Al-Qur`an dan hal-hal yang bersangkutan tentang agama Islam. Padahal dulu orang tua selalu menyarankan untuk belajar ngaji. Tapi hal itu aku abaikan, hingga pada akhirnya baca Al-Quran juga aku tidak bisa. Ya Allah, sungguh bodonya diriku ini, sungguh hinanya diriku di hadapanMu ya Robb.

Setelah aku mencoba membaca buku-buku yang berhubungan dengan keagamaan, diantaranya tentang wuduk shalat dan cara-caranya, memang menambah pengalaman, tetapi dalam pelaksanaan shalat rasanya aklu tidak sempurna. Hal ini di karenakan aku kurang faham arti dari bacaan-bacaan shalat, bahkan aku tidak tau apakah bacaan-bacaan sholat itu benar atau tidak.dikarenakan aku belajar baca melalui tafsir bahasa Indonesianya.
Ketidaknyamanan dalam melakukan shalatku di antaranya:
  • 1.Ketika selepas wuduk rasanya aku mau buang hadas lagi. Hal ini sering terjadi hingga sangat menggangu ketika aku mau shalat, dan bahkan ketika mau melakukan shalat terkadang aku bisa lebih dari satu kali mengulangi wuduk, bahkan masih dalam melakukan shalat aku sering menahan hadas .
  • 2.Ketika sedang malaksanakan shalat tidak ada rasa tenang, hingga fikiranpun melayang-layang seperi orang sedang berhayal.
  • 3.Sering lupa rakaat
Didalam ketidak hkusuk`an dalam melaksanakan shalat, aku berfikir, apakah Allah tidak menerima taubatku? Tapi kembali aku di kuatkan dengan Firman-Nya Allah maha pengasih dan penyayang dan akan menerima taubat hamba-hambanya.

Untuk membuktikan aku sebenarnya memang sungguh-sungguh mau bertaubat kepada Allah dan akan berusaha meninggalkan dunia kemaksiatan,untuk sementara aku tinggalkan rasa malu bertanya dan belajar kepada orang yang lebih faham tentang Agama di daerahku. Setidaknya aku ingin sharing dengan kawan-kawan sebaya yang aku anggap lebih faham. Tapi ketika aku bertanya tentang keluhan-keluhanku malah jadi bahan tertawaan, tentunya menunutku sharingku kali ini tidak mendapatkan hasil yang signifikan alias gagal. Tapi ada satu yang masuk di fikiranku yakni di perintahkan aku untuk belajar ngaji/baca Qur`an. Ketika aku bertanya balik bahwa aku mau belajar dengan beliau, dia menjawab ``aku juga nggak bisa baca Qur`an ``
Dengan mengatakan dia juga nggak bisa baca Qur`an ini adalah nilai positif buat aku, yakni ternyata bukan aku aja yang nggak bisa baca Qur`an, dan hal itu juga menumbuh kembangkan niat untuk belajar.




Artikel selanjutnya>>>>>>>>>>>>>>>


Keterangan :
Artikel ini di kutip dari blog sukandar.online
Untuk lanjutan artikel ini silakan klik Artikel selanjutnya.
Taubatan Nasuha Taubatan Nasuha Reviewed by sukandar se.1 on 15.42 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.